ROAD TEST: Hyundai Ioniq Electric, Mobil Listrik Bukan 'Alien' (Bagian 1)

ROAD TEST: Hyundai Ioniq Electric, Mobil Listrik Bukan 'Alien' (Bagian 1)
JAKARTA, Carvaganza.com - “Under New Management”. Sepertinya kalimat tersebut cocok menggambarkan situasi di dalam Hyundai Indonesia pada tahun 2020 ini. Pabrikan asal Korea Selatan ini sedang bertransisi memasuki era baru, untuk strategi baru bermain di pasar Tanah Air. Salah satu pergerakannya adalah shifting menuju era elektrifikasi yang mewarnai line up produknya. Sejak awal tahun 2020, Hyundai yang kini lebih terfokus lewat perwakilan PT Hyundai Motor Indonesia telah mendatangkan Hyundai Ioniq Electric (EV). Tidak pernah dipasarkan di Indonesia sebelumnya, Ioniq langsung didatangkan lewat varian full electric. Namun sampai review ini ditulis, memang Ioniq belum dipasarkan ke segmen retail, melainkan fleet. Hyundai memperkenalkan Ioniq Electric ke masyarakat Indonesia dengan mengawali kiprahnya menjadi armada salah satu perusahaan taksi berbasis aplikasi. Strategi ini menjadi langkah Hyundai menunjukkan reliabilitas dan efisiensi operasional mobil listrik, sebelum dipasarakn ke konsumen pribadi alias end user. Maka dari itu, untuk saat ini belum ada harga retail untuk Hyundai Ioniq Electric. Di line up Hyundai secara keseluruhan, Ioniq memiliki tiga pilihan varian, yaitu Hybrid, Plug-In Hybrid, dan Electric. Memang Hyundai melansir mobil ini sejak 2017 lalu untuk menjadi mobil kompak berteknologi ramah lingkungan. Tidak terlalu quirky seperti Toyota Prius atau Honda CR-Z, Ioniq justru memiliki tampilan cenderung konservatif namun sporty. Bicara soal desain, Hyundai tidak membuatnya terlalu futuristik, sehingga mudah diterima dan lebih gampang membaur di antara lalu lintas. Kebetulan kami mendapat kesempatan untuk mengulas Ioniq Electric di Indonesia, tepatnya di Jakarta, selama beberapa hari. Kami penasaran sepraktis apa dan sehemat apa mobil ini bisa diandalkan sebagai moda transportasi sehari-hari. Terlepas dari performa khas mobil bertenaga listrik yang identik dengan akselerasi instan sejak awal.

Desain Mudah Dicerna

Begitu menjumpainya langsung, tidak sulit untuk bisa mengenal dan menyukai tampilan dari Ioniq, dengan body styling fastback 5 pintu. Segala elemen dan ciri khas desain Hyundai bisa dikenali langsung. Kecuali saat melihat bagian grille depan, yang mayoritas tertutup, hanya menyisakan dua slot udara kecil, yang bisa terbuka otomatis. Yap, ini adalah satu dari dua elemen penanda bahwa Ioniq yang kami pegang adalah versi full electric. Elemen lainnya adalah desain velg alloy 16 inci yang berbentuk seperti kipas, memiliki tugas mengurangi daya hambat udara di bagian samping.Tampang Ioniq mungkin memang tidak seragam dengan line up terbaru Hyundai di Indonesia sekarang, seperti Santa Fe atau i20. Bisa dibilang, desain Ioniq justru lebih mirip dengan model sedan yang absen di Indonesia, yaitu Accent terbaru, atau malah Grand Avega. Ciri khas Ioniq ada pada garis atap yang tidak berlekuk dramatis, khususnya di sisi belakang. Karakteristik desain yang seragam dapat dijumpai pula saat masuk ke kabinnya. Kalau untuk saat ini, bisa disebut bahwa desain interior Ioniq itu ‘periodically correct’. Desainnya konservatif, masih menggunakan banyak tombol fisik untuk operasional berbagai fitur kabin. Aplikasi layar hanyalah pada sistem infotainment di tengah dashboard, dan panel instrumennya. Selebihnya, masih terbilang konvensional.

Spesifikasi

Bicara soal spesifikasi teknis, Hyundai membekali Ioniq Electric dengan baterai lithium-ion berkapasitas 38,3 kWh. Dari rangkaian baterai yang tersimpan di bagian bawah kabin itu, menyalurkan energi ke motor listrik di roda depan. Sistem penggerak berjenis permanent-magnet synchronous motor (PMSM) itu menyimpan output tenaga sebesar 100 kW atau setara 118 hp, sementara torsi puncaknya sampai 295 Nm. Torsi segitu mungkin bisa disetarakan dengan output dari mesin pembakaran berkapasitas 2,0 liter. Mengemudikan mobil ini sangat mudah dan praktis, tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi. Karena, perbedannya dengan versi bermesin pembakaran hanya pada cara memilih mode transmisi atau berkendaranya. Tuas transmisi konvensional di varian mesin digantikan oleh empat tombol yang mewakili P, R, N, dan D. kalau mau sedikit menyanjung, ini mirip seperti pengoperasian transmisi di Aston Martin. Duduk di kokpit Ioniq Electric, kami langsung bisa temukan posisi yang ideal. Meski pengaturan posisi kolom setirnya masih manual, pengaturan posisi jok depan sudah elektrik. Yang membuat berada di kursi pengemudi ingin mengajak Ioniq terus-terusan melaju adalah desain setirnya yang berbentuk flat-bottom. Selain dimensinya yang ringkas mengikuti dimensi mobil, desain ini seolah mengatakan bahwa ada performa seru yang bisa dinikmati. Seperti apa hematnya dan seasik apa Ioniq Electric dikemudikan sebagai kendaraan sehari-hari? Akan kami bahas pada bagian ke-2 dari review road test mobil listrik ini. (Bersambung...) WAHYU HARIANTONO FOTO: SETIONO

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature