Masa Depan Lamborghini, Antara Bahan Bakar Sintetis vs Listrik Sepenuhnya

Francesco Scardaoni Lamborghini

BALI, Carvaganza - Elektrifikasi terus berkembang, terlihat dari banyaknya brand otomotif yang ikut menggarap. Tak terkecuali Lamborghini, merek supercar tersebut memang telah mengumumkan rencana pengembangan produk bertenaga listrik. Namun, pabrikan asal Italia tersebut masih memfokuskan pada teknologi hybrid.

Beberapa model memang telah disiapkan. Mereka adalah Aventador HEV pada 2023, Huracan PHEV dan Urus PHEV pada 2024, lalu model yang masih dirahasiakan hingga 2028. Saat ditanyakan model pengguna listrik sepenuhnya, Region Director at Lamborghini Asia Pacific - Francesco Scardaoni mengatakan bahwa pihaknya belum bisa membeberkan lebih jelas. Tapi rencana hybrid tersebut tetap berjalan tanpa ada perubahan.

Alasan mengapa hybrid masih menjadi perhatian Lamborghini karena dinilai sudah mampu memenuhi standar emisi di banyak negara. Selain itu, mereka tak ingin terburu-buru dalam menyajikan mobil full electric. Pasalnya, produk tersebut harus mampu merepresentasikan karakter Lamborghini atau dengan kata lain orang dapat langsung mengenali tanpa perlu melihat.

Francesco Scardaoni Lamborghini Francesco Scardaoni

“Bagi kami tiap hari pengembangan elektrifikasi sangat penting. Sejujurnya cukup sulit, kami harus hati-hati dalam menggarap (mobil) listrik sepenuhnya. Jika nantinya kami menghadirkannya, Anda harus bisa mengenali bahwa itu adalah Lamborghini dengan mata tertutup,” ucapnya saat peluncuran Huracan Sterrato di Bali, pekan lalu.

Baca Juga: Lamborghini Huracan Sterrato Hadir di Indonesia, Supercar V10 Untuk Offroad

Karakter yang dimaksud tak hanya desain, tapi juga faktor performa termasuk output suara. Lamborghini harus mencari formula tepat untuk mewujudkan keinginan tersebut. Untuk saat ini, mesin pembakaran konvensional yang dipadukan teknologi hybrid masih menjadi jawaban dalam mempertahankan karakter Lamborghini.

Apalagi ditambah pengembangan bahan bakar sintetis yang makin marak. Beberapa produsen tak hanya produsen mobil, tapi pelumas turut serta. Salah satu yang terdekat dengan Lamborghini adalah Porsche yang berhasil menciptakan bensin dari campuran karbon dioksida dan hidrogen. Mereka sendiri merupakan bagian dari Volkswagen Group.

Lamborghini LB744 PHEV

Melihat hal tersebut, Francesco menilai bahan bakar buatan dapat menjadi solusi bagi brand untuk tetap bermain di segmen mobil hybrid. Sehingga mereka bisa mempertahankan karakter dan menjaga emisi sesuai regulasi berlaku.

“Bahan bakar sintetis bisa menjadi jalan bagi super sports car hybrid dengan bahan bakar sintetis. Namun, kembali lagi ke regulasi. Bila diizinkan, maka ini menjadi skenario terbaik. Bagi kami opsi terbaik adalah ICE di super sports car. Karena ia lebih emosional dan performing. Bicara performa, tidak cuma soal akselerasi, tapi juga handling. Mobil listrik handling kurang baik, karena beratnya. Selain itu, daya jelajah. Bila dipacu kencang di trek, akan cepat habis,” jelas Francesco.

“Kami merupakan bagian dari grup yang melakukan investasi di inovasi ini. Kami terus mempelajari bagaimana mengaplikasikannya ke mobil kami,” tambahnya.
(MUHAMMAD HAFID / WH)

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Ramaikan Daihatsu Goes to Campus 2023

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Lamborghini Pilihan

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza